jump to navigation

April 17, 2015

Posted by makkawaru in Info dan Berita.
add a comment

Khasiat Buah Pir Bagi Ibu Hamil Menurut Hadist

Buah pir tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan jasmani ibu hamil, tapi juga memiliki khasiat bagi kesehatan ruhani ibu dan anak yang akan dilahirkannya, sebagaimana hadist Rasulullah SAW, “Makanlah buah pir karena buah itu dapat membuat terang penglihatan dan menumbuhkan rasa cinta di hati. Dan berikanlah buah ini kepada ibu yang sedang mengandung karena dapat mempercantik anak kalian.”

Berikut, beberapa manfaat buah pir menurut hadits untuk ibu hamil yang bersumber dari buku Panduan Ibu Muslim, Sima Mikhbar:

1. Keelokan rupa si anak dapat disebabkan oleh buah pir yang dimakan ayahnya.

2. Ibu hamil jika diberikan buah pir maka akan menghasilkan anak yang rupawan.

3. Dengan memakan buah pir, ibu hamil akan membuahkan akhlak yang baik bagi anak.

4. Buah pir bermanfaat untuk kekuatan jantung, kebersihan lambung dan hati, keberanian, dan wajah rupawan bagi bayi.

5. Buah pir dapat membersihkan hati, dan dengan izin Allah dapat menyembuhkan penyakit-penyakit dalam. (FH/SS)

 

Menjaga Kesabaran April 17, 2015

Posted by makkawaru in Akhlak dan Tarbiyah.
add a comment

 MENJAGA KESABARAN

 

Salah satu sifat utama akhlak insani adalah kemampuan menahan dan menanggung yang disebut dengan sabar.

Ragib Isfahani berkata: Sabar bermakna menahan dalam kesempitan dan kesulitan. Dan juga bermakna mencegah jiwa dari sesuatu yang akal dan agama mencegahnya, dan juga bermakna menahan jiwa dari maksiat, dimana lawannya adalah jaza’ (cemas, gelisah, dan tidak sabar) serta dalam kaitannya dengan perang bermakna pemberani yang berhadapan dengan makna pengecut dan penakut, dan juga bermakna menyembunyikan, yakni menahan membicarakan kebaikan-kebaikan orang (Raghib Isfahani, Mu’jam Mufradaat Alfaazh Qur’an, hal 281).

 

Tuhan memerintahkan manusia untuk senantiasa memohon bantuan lewat sabar dan shalat, karena Tuhan beserta orang-orang sabar, seperti firman-Nya: Wahai orang2 beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar (Qs; Al-baqarah, ayat 153)

Ketika ujian Tuhan datang pada manusia dalam bentuk bencana-bencana maka yang terbaik baginya adalah bersabar dalam menghadapinya, sebagaimana firman Tuhan: Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (Qs; Albaqarah, ayat 155).

Namun, manusia tidak hanya dituntut untuk bersabar dalam berhadapan dengan bencana dan musibah, akan tetapi manusia juga butuh menjaga kesabaran dalam menjalankan perintah dan kewajiban dari Tuhan serta menjauhi segala yang diharamkan-Nya. Rasulullah Saw dalam menjelaskan perkara yang membutuhkan kesabaran bersabda: Sabar itu ada tiga macam; sabar ketika musibah, sabar dalam ketaatan (menjalankan perintah Tuhan), dan sabar dalam meninggalkan maksiat (Al-Kafi, jld 2, hal 91, hadits 15).

Sebagaimana kita ketahui sifat sabar merupakan salah satu pilar utama yang memperkokoh keimanan, karena itu ia harus selalu dijaga agar keimanan juga tetap terjaga. Sebab apabila ruh kesabaran ini terlepas dari manusia maka dimensi-dimensi keimanan lainnya juga akan mengalami keruntuhan, sebagaimana Sabda Imam Ali as: Atasmu kesabaran, sesungguhnya sabar bagian dari iman sebagaimana kepala bagian dari jasad, dan tidak ada kebaikan bagi jasad tanpa kepala menyertainya, dan tidak ada kebaikan dalam iman tanpa sabar bersamanya (Nahjul Balagah, Kalimat Qishar 18).

 

Seluruh perjalanan hidup manusia membutuhkan kesabaran, dan tidak satupun kondisi dan keadaan yang tidak membutuhkan kesabaran di dalamnya. Sebab, manusia tidak keluar dari dua kondisi, apakah ia mendapat nikmat dari Tuhan dimana dibutuhkan kesabaran dalam menggunakannya di jalan ketaatan dan penghambaan kepada Tuhan, ataukah ia kehilangan nikmat sehingga tertimpa musibah, dimana dalam kondisi ini sangat dibutuhkan kesabaran untuk mencegah keruntuhan dan kejatuhan. Karena itu Tuhan menjelaskan dalam surah Al-Ashr bahwasanya orang-orang yang terhindar dari kerugian hanyalah orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan saling nasehat menasehati dalam menepati dan menjaga kesabaran (Qs; Al-Ashr, ayat 3).

Dengan demikian jelaslah bahwa sabar merupakan kunci dari pintu-pintu kebahagiaan serta menjadi penyelamat dari kehancuran dan kejatuhan. Bahkan dengan sabar manusia dapat menghadapi berbagai kesulitan dengan mudah serta membangun iradah kuat pada diri dan kemerdekaan ruh dari keterpenjaraan hawa nafsu. Berkata Khajah Nasiruddin Thusi: Sabar mencegah batin dari kecemasan, lisan dari pengaduan, dan anggota badan dari gerakan-gerakan yang tidak semestinya (Ausaful Asyraf, hal 107). Oleh karena itu, setiap orang yang menginginkan kebahagiaan dan kesempurnaan serta jauh dari kehancuran dan kemalangan haruslah memiliki safat mulia insani sabar ini.

Sumber: Islaminesia.com

 

 

Burhan Tamanu April 17, 2015

Posted by makkawaru in Teologi.
add a comment

(Burhan Tamanu’) : Salah satu dalil yang paling terkenal tentang Tauhid adalah dalil yang dikenal dengan nama “Dalil Tamanu”. Tentang dalil ini terdapat paparan rumusan yang beragam, tapi kami hanya mengisyaratkan satu rumusan berikut ini :

Setiap kali diasumsikan dua Tuhan, maka kita akan menghadapi tiga kemungkinan :

Kemungkinan pertama : Hanya satu dari keduanya yang mampu mencegah terjadinya iradah dan kehendak yang lain, dan yang lain tidak mampu melakukan hal ini. Dalam bentuk ini adalah jelas bahwa Tuhan hakiki adalah yang pertama dan yang kedua dikarenakan iradahnya terkalahkan, maka ia tidak mungkin adalah Tuhan.

Kemungkinan kedua : Masing-masing keduanya mampu mencegah terjadinya iradah yang lain.

Kemungkinan ketiga : Tidak satupun dari keduanya mampu mencegah terjadinya iradah yang lain.  

Dua kemungkinan terakhir juga adalah suatu bentuk yang tidak sesuai dengan asumsi pertama kita, yakni asumsi adanya dua Tuhan; sebab kemungkinan kedua meniscayakan terkalahkannya iradah setiap tuhan yang diasumsikan, dan kemungkinan ketiga mengharuskan kelemahan dan ketidakmampuan keduanya mengatasi satu dengan lainnya, dan kedua makna ini, yakni terkalahkannya iradah setiap dari tuhan yang diasumsikan dan ketidakmampuan dari keunggulan yang lain adalah menyalahi wajibul wujud.

Oleh sebab itu, kemungkinan kedua dan ketiga adalah mustahil, dan karena tidak ada kemungkinan yang lain lagi diantara kemungkinan-kemungkinan tersebut, maka asumsi kejamakan Tuhan adalah batil.