jump to navigation

Surah Al-Ashr Februari 7, 2015

Posted by makkawaru in Tafsir.
trackback

11Surah Al-Ashr (Masa)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيم 

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

وَ الْعَصْر Demi masa.

إِنَّ الْإِنْسانَ لَفي خسر‏ Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.

إِلاَّ الَّذينَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ وَ تَواصَوْا بِالْحَقِّ وَ تَواصَوْا باالصبر  Kecuali  orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, saling nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan saling nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

 

Bismillahirrahmanirrahim

Wal-Ashr, demi masa: Demi waktu dan zaman kedatangan Rasulullah Saw, dimana waktu dan masa tsb adalah masa terangnya kebenaran dalam mengalahkan gelapnya kebatilan, masa menebarnya tauhid dan keadilan serta surutnya syirik jahiliah dan kezaliman.

Waktu dan zaman adalah dimensi realitas yang terjelma dari dimensi gerak, sedang gerak sendiri adalah dimensi yang inheren dengan alam tabiat dan materi itu sendiri. Dalam artian alam materi tidak tercipta terlebih dahulu tanpa gerak lantas gerak tercipta kemudian padanya. Dengan demikian zaman juga senantiasa menyertai alam tabiat ini seiring dengan gerak tidak pernah lepas dengan alam tabiat, karena zaman tidak lain adalah kuantitas daripada gerak.

Manusia sebagai makhluk tabiat dan fisik (disamping memliki dimensi batin)tidak luput dari pergerakan dan zaman, baik dalam bentuk individualnya maupun dalam bentuk sosialnya. Rasulullah Saw dalam alam tabiat memiliki kenyataan individu yang merupakan tersempurnanya wujud individu, dan karena beliau berada pada suatu zaman tabiat tertentu maka kesempurnaan diri individunya tersebut menjadi cahaya tersempurna hidayah Ilahi mulai dari kemunculannya hingga zaman dan waktu selanjutnya, dan pergerakan ini mengarah pada terwujudnya suatu tatanan tersempurna pada suatu zaman tertentu, yakni sesuai dgn keyakinan kaum Muslimin adalah zaman kebangkitan manusia tersempurna terakhir, yakni Imam Mahdi Ajf. Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad.

 

Innal Insana lafi khusr, Sesungguhnya manusia niscaya dlm kerugian. Khusr artinya kerugian, kerugian yg dpt mengakibatkan seluruh modal yg melekat pada setiap diri manusia sirna tanpa tersisa. Ibaratx seorang pedagang es menggelar barang daganganx di bawah terikx matahari, mk apa yg akan terjadi thd brg daganganx yg menjadi modal hidupx? Modal manusia adlh fitrahx yg suci, fitrahx kpd penciptax, fitrahx pada sifat kesempurnaan, dan fitrahx pada keindahan dan kebaikan. Manusia… hanya punya sekali kesempatan dlm meningkatkan kesempurnaan fitrahx, itupun di alam tabiat bersama pergerakan tabiatx, krn itu ia harus berhitung waktu dan zaman, jangan sampai zaman berlalux lbh baik dari zaman akan datangx, dan tertimpa kerugian demi kerugian, hingga zaman tabiatx habis dan fitrahxpun penuh terlumuri kesalahan, kelalaian, dan kealpaan pd Tuhan. Sungguh merugi dan malang jika hal ini menimpa diri kita.

Illalladzina amanu wa amilusshalihaat, kecuali org2 beriman dan beramal shaleh. Semua manusia merugi dgn berlalux waktu2 yg diperuntukkan baginya, seruan hidayah umum Tuhan senantiasa menghentak fitrahx pada keimanan tauhid dan akhlak karimah serta perbuatan baik. Mahiyah iman berbeda dengan mahiyah ilmu, meskipun keduanya adalah dimensi batin manusia. Betapa tidak, sangat banyak manusia yg secara pengetahuan telah sampai pada kebenaran tauhid tp hatix tertutup utk mengimanix, krn itu iman bukanlah perbuatan akal, tapi ia adalah perbuatan qalbu, meskipun tentunya iman benar tdk bisa dipisahkan dari pengetahuan dan makrifat yg benar pula. Tuhan mengecualikan kerugian pada diri manusia dengan dasar pertama adalah memiliki keimanan yg benar terhadap-Nya, terhadap Nabi-Nya dan hari akhirat, dan kedua, keimanan ini mesti dibarengi dengan amal saleh, karena dengan dua aspek inilah manusia bisa mengambil manfaat dari pergerakan waktu tabiatx dgn melakukan pergerakan spiritual, transendental, dan maknawi, sehingga di akhir perjalanan waktunya ia dpt menggapai keberuntungan dan kebahagiaan ukhrawi.

Watawashau bilhaqq, watawashau bisshabr, dan saling menasehati terhadap hak dan kebenaran, serta saling menasehati terhadap kesabaran. Tawashau dari segi lughah adl bab tafaul, yakni kerja dan perbuatan tdk hanya dari satu arah dan satu orang, tapi dari dua arah dan minimal dua orang. Sebagaimana kita ketahui manusia adl makhluk sosial yg tdk terlepas dari interaksi satu dan lainx, dan dgn jalan demikian mrk memenuhi seluruh kebutuhan hidupx. Salah satu kebutuhan fundamental manusia adl kebutuhan dlm bentuk maknawiah, sebagaimana wujudx yg juga memiliki dimensi batin, non materi, dan maknawiah juga. Saling menasehati kpd hak adl suatu btk pemenuhan kebutuhan thd perkara batin ini, baik itu dlm btk ta’lim dan ta’allum utk memperoleh makrifat yg benar, maupun dlm btk mauizah utk mempertahankan keyakinan benar dalam dada, serta dlm bentuk saling memotivasi dalam menegakkan hak dan menjalankanx.

Tentang saling menasehati kpd kesabaran dlm hal ini lebih umum dari kesabaran pd ketaatan, kesabaran dlm meninggalkan maksiat, dan kesabaran dlm menghadapi musibah.

Tidak diragukan kondisi jiwa kebanyakan manusia dlm menghadapi berbagai perkara dan peristiwa adl berubah-ubah, kebanyakan kita tdk konstan dlm ketaatan, menahan diri dari maksiat, menghadapi musibah besar dan kecil, semangat menuntut ilmu, mencari rezki halal, mendidik keluarga, dan berbagai hal dan peristiwa lainnya. Olh krn itu utk memelihara kondisi stabil keimanan, kebaikan, dan maknawiah yg kita dapatkan dari saling menasehati pada hak, maka kita juga tetap butuh komunitas yg terbangun di dalamx semangat saling menasehati kpd kesabaran, krn dengan jalan inilah setiap diri kita bisa senantiasa bertahan di jalan pengabdian pada agama Tuhan.

Sebagai penutup: hidup dlm perjalanan waktu dan zaman dlm alam tabiat adl modal dasar dlm meraup kebaikan dan kesempurnaan yg ujungx adl kebahagiaan abadi, dan syarat mendasarx adl keimanan yg benar dan amal saleh yg tdk hanya individual, sebab manusia sbg makhluk sosial hanya dengan bersosial bisa mendapatkan kebaikan banyak, dan salah satu jalanx dlm medan ini adl saling menasehati pd hak dan saling menasehati pd kesabaran. Wallahu A’lam

 

 

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar